12 April 2019

PAUD dan RA PERWANIDA 02 BANYUMANIK SEMARANG: Sekolah Unggulan Di Bawah Kemenag

Sekolah adalah salah satu fondasi yang mempengaruhi karakter anak. Banyak pertimbangan yang memusingkan. Seperti biaya, para pengajar, jarak, lingkungan, materi, dan sebagainya. Saya pun sudah alami. Hampir satu tahun lalu. Saat anak pertama menjelang usia lima. Saatnya TK. Dia tak ikut PAUD. Bundanya kan pengajar, bisa lah ngajarin ala homeschooling sendiri. Begitu pikir saya. Alhamdulillah lancar. Sosialisasi bisa dengan jalan-jalan dengan Ayah & Bunda. Naik transportasi umum. Biarkan dia berinteraksi. Dengan orang baru. Dengan cara yang dia mau.
Pun dengan materi motorik dan sensorik. Tiap hari harus ada yang dia kerjakan. Dan akhirnya jadi kebiasaan. Sampai sekarang. Sabtu, Minggu dan hari libur adalah waktunya main hp. Dia bisa main hp seharian. Tapi kenyataannya, dia justru bosan. Dia tetap menggambar dan buat prakarya.

Kembali ke pilihan sekolah. Awalnya bingung. Kami ingin sekolah berbasis agama. Dengan kualitas oke. Pun harganya.
Banyak pertimbangan. Banyak survey. Ujungnya tertarik dengan rekomendasi teman senam: RA Perwanida 02 aja! Lulus dari situ pasti pinter ngaji, Sholat dan baca!. Katanya.
Saya berpikir. Bukankah semua sekolah Islam targetnya begitu?
Ternyata saya keliru. Ada beberapa yang menargetkan pintar Sholat dan Ngaji, tapi tak diajarkan Sholawat dan Puji-pujian. Ada pula yang tak mewajibkan bisa baca tulis. Sebagai syarat lulus.

Okelah. Saya berangkat. Survey ke Perwanida 02.
Di sana saya ajak Suami dan anak. Bertemu langsung dengan para pengajar. Pun Kepala Sekolah. Saat itulah saya langsung daftar. Dan bayar.
Saya dan Suami oke. Anak sumringah. Karena banyak mainan.

Saya dan Suami makin sumringah. Ternyata biayanya paling murah dibanding sekolah Islam lain. Dengan kualitas dan target sesuai harapan. Jaraknya memang lebih jauh. Tapi tak apa. Toh cuma 1 km. Masih sekitar perumahan. Masih bisa dijangkau ojek online. Dengan tarif minimal.

Sekolah ini terjangkau karena di bawah naungan Kemenag (Dharma wanita Kemenag). Gedung milik Kemenag. Para pengajar sudah PNS. Jadi kami tak lagi harus bayar uang gedung. Pun iuran untuk gaji guru. Seperti sekolah swasta.

SPP yang dibayarbper bulan pun sudah termasuk outing class, ekstrakurikuler, makan bersama setiap bulan, dan piknik di akhir tahun ajaran. Fantastis!



No comments:

Post a Comment