Melahirkan adalah fitrah wanita. Walaupun seringkali disertai ketakutan. Wajar. Namanya juga manusia. Termasuk saya. Biarpun pengalaman pertama sangat nyaman.
Di kehamilan kedua. Rasanya lebih lemah dibanding yang pertama. Mulai kulit gatal karena jamur, sampai flek (bleeding). Kayaknya perempuan deh ini, Mas. Kata saya pada Suami. Suami terkekeh, karena dia tetap keukeuh janinnya laki-laki (lagi). "Kata orang kalau pas hamil rewel itu tandanya bayinya cewek, Mas" saya tak mau kalah.
"Jangan lupa juga jadi males mandi."
Saya tertawa. Benar juga.
Dan ternyata Suami saya lah yang betul. Janin kami laki-laki. Anak pertama kami bahagia bukan kepalang. Saya dan Suami ledek-ledekan. Seperti biasa.
"Wah keluarga Bismania apa kabar? Baru saja kemarin malam saya kepikiran gimana ya kabar keluarga Bismania? Kebetulan banget" Sapa Bu Naning ketika kami masuk ruang praktiknya. Di Ngesti Widodo itu. Praktisi Hypnobirthing yang penyayang itu. Ternyata masih ingat kami. Setelah lima tahun tak kemari.
Pertemuan dengan Bu Naning berlanjut pada kelas Siap Lahiran. Yang digratiskan untuk pasien Ngesti Widodo. Setiap selasa jam 15.00. Jika bukan pasien Ngesti Widodo, bayar Rp 50.000/ datang. Kelas Siap Lahiran berbeda dengan yoga hamil. Kelas yoga hamil ada sendiri. Tiap Sabtu dan Minggu. Kelas Siap Lahiran khusus untuk usia kehamilan di atas 34 minggu. Selain diajari mengatur nafas, juga gerakan-gerakan untuk macam-macam manfaat. Mulai untuk bayi sungsang, agar bayi masuk panggul dan ngunci, sampai kegel. Semua gerakan wajib dipraktikkan setiap hari. Agar maksimal.
"Bu,, kemarin saya ke dokter. Semua tes bagus semua tapi mereka tiba-tiba bilang nanti saya lahiran caesar. Saya kaget. Mau marah juga gimana", curhat saya ke Bu Naning. Alasannya karena mata saya minus 5. Saya bilang ini hamil anak kedua. Anak pertama lahiran normal. Tetap tak digubris.
" Pokoknya ikhtiar dulu. Yakin saja bisa normal dan nyaman ya, Bu" Jawab Bu Naning. Dengan senyumannya. Seperti biasa.
Ayem.
No comments:
Post a Comment